Kebudayaan Masyarakat Sumatera Selatan
Di
provinsi yang amat sangat terkenal dengan kain songket dan kain
pelanginya ini terdapat 12 jenis bahasa daerah dan delapan suku, di
antaranya dominan adalah Suku Palembang, Suku Komering, Suku Ranau, dan
Suku Semendo. Untuk menjaga keragaman ini tetap berada dalam harmoni,
pemerintah lokal membuat peraturan daerah yang bertujuan untuk mengelola
kebudayaan yang ada. Peraturan ini mencakup pemeliharaan bahasa, sastra
serta aksara daerah, pemeliharann kesenian, pengelolaan kepurbakalaan
kesejarahan serta nilai tradisional dan museum. Pariwisata Sumatera
Selatan bahkan dalam koridor peraturan daerah in, agar pariwisata di
sana tetap berbasis kebudayaan Sumatera Selatan di satu sisi dan
bernilai ekonomi tinggi di sisi yang lain.
Masyarakat
Sumatera Selatan umumnya hidup rukun dan agamis. Selama periode 2004 –
2006, misalnya, tidak terdapat catatan buruk tentang konflik antar
kelompok atau antarsuku tertentu. Kendati demikian, sebagai langkah
preventif pemerintah harus berupaya menggalang kerukunan diantara
masyarakatnya dengan menghadirkan tokoh agama terkenal, dan lain
sebagainya. Di berbagai forum semacam itulah pemerintah menekankan
pentingnya harmoni dan stabilitas demi kelanjutan pembangunan.
Salah satu hasil kerajinan dari masyarakat Sumatera Selatan adalah :
Sewet Songket
Sewet
Songket adalah kain yang biasanya dipakai atau dikenakan sebagai
pembalut bagian bawah pakaian wanita. Biasanya sewet ini berteman dengan
kemban atau selendang. Bahan
sewet songket ini ditenun secara teliti dengan mengunakan bahan benang
Ciri khas songket Palembang terletak pada kehalusan dan keanggunannya
sangat menonjol serta motifnya tidak sama dengan motif kain songket
daerah lain Sewet
Songket adalah kain yang biasanya dipakai atau dikenakan sebagai
pembalut bagian bawah pakaian wanita. Biasanya sewet ini berteman dengan
kemban atau selendang.
Bahan
sewet songket ini ditenun secara teliti dengan mengunakan bahan benang
Ciri khas songket Palembang terletak pada kehalusan dan keanggunannya
sangat menonjol serta motifnya tidak sama dengan motif kain songket
daerah lain. Oleh karena itu sewet songket ini dibuat dengan bahan halus
dan seni yang tinggi maka harganya cukup mahal. Biasanya dipakai pada
waktu tertentu pada saat perayaan perkawinan. Pakaian
songke lengkap yang dikenakan oleh pengaten, biasanya dengan Aesan Gede
(kebesaran) Aesan Pengganggon (Paksangko) Aesan. Selendang Mantri Aesan
Gandek (Gandik) dan sebagainya.
Macam-macam Kain Songket:
- Songket benang mas Lepus dan warna-warni
- Songket benang mas Lepus Biasa
- Songket benang mas Lepus Jando Beraes (Hijau,merah dan Kuning)
- Songket benang Jando Penganten (Hijau dan Merah)
- Songket benang emas Bungo Inten
- Songket benang emas Tretes Midar atau Bidar
- Songket benang emas pulir Biru
- Songket emas Kembang Siku Hijau
- Songket benang emas Bungo Cino
- Songket benang Pacik
- Songket benang emas Cukitan
Sewet Tanjung
Sewet
tajung adalah kain yang khusus di pakai untuk laki-laki kalau wanita
ada kain Tajung khususnya pula yang disebut dengan kain Tajung Blongsong
sedangkan kain Tajung khusus untuk pria adalah yang disebut dengan
Gebeng dan ada lagi yang disebut dengan Tajung Rumpak atau Tajung
Bumpak.Sewet Sewet Tajung dalam pembuatannya memakai benang emas walau
tak penuh.
Macam-macam Sewet Tajung adalah:
- Limar
- Limar PatutPetak-petak berwarna (Merah, Kuning, Biru, abu-abu dan lain sebagainya
- Gerbik
- Blongsong (khusus wanita)
Sewet Pelangi dan Jumputan Kain pelangi ini sangat beraneka ragam dan sangat indah. Bahannya pun dari benang kain sutra serta cat khusus yang tidak luntur. Pembuatannya tetap secara tradisional.
Sewet
pelangi permukaannya licin dan halus serta bias dikepal dengan tangan
sedangkan kain atau sewet Jumputan itu bunga-bunganya tampak seperti di
jemput-jemput dengan benang sewaktu perebusan sehingga selesainya
menjadi indah dan bagus.
Sewet Peradan
Sewet
Peradan disebut juga Sewet Prada kain yang sudah jadi kemudian di Prada
dengan cat emas yang khusus untuk mengecat kain. Biasanya kain yang di
prada adalah kain yang bagus baik bahan maupun motifnya.
Sewet Batik Palembang
Selain
kain-kain yang tersebut diatas ada juga kain batik. Batik Palembang
mempunyai cirri ; khusus dengan motif yang halus dan warnanya yang
magis. Sewet Batik Palembang yang terkenal adalah Sewet Batik Jepri dan
Batik Lasem.
Seni Ukir
Dalam
pola atau bentuk ukiran kayu, dua elemen penting yang tidak dapat
dipisahkan dari penjelmaan sesuatu pola khususnya dalam motif dan tehnik
penyusunan selain berpungsi sebagai nilai artistik dan Ventilasi
(Lobang Angin) juga mempunyai fungsi bermakna filsofi
Seperti kita temui di bangunan-bangunan lama rumah Palembang dan
bangunan lainnya banyak ditemui ukiran-ukiran kayu yang indah dan
menarik sengga menampakan keanggunan dan keagungan budaya negeri dan
masyarakat pembuatnya. Seni ukir Palembang memiliki motif khusus yang
berbeda dengan daerah lain. Pengaruh Cina atau Budha masih menonjol,
namun guratannya lebih didominasi tumbuhan, bunga melati dan teratai
serta tidak ada gambaran tentang manusia atau hewan.
Ciri ukiran Palembang sangat khas.
Semua
motifnya bunga dan perwarnannya pun di dominasi warna kuning keemasan,
warna dominan dalam ukiran Palembang. Kemilau warna yang dihasilkan dari
cat warna emas inilah yang membedakannya dengan ukiran daerah lain,
seperti misalnya dari Jepara. Badan lemari, daun pintu, tutup Aquarium
atau bingkai cermin dan foto, misalnya selalu disaput cat warna emas.
Sementara bagian lainnya dilapisi warna merah tua dan hitam. Gambar
bunga mawar dengan warna hitam makin menonjolkan penampilan ukiran kayu
Palembang. Biasanya jenis kayu yang dipakai untuk mengukir pun harus lah
jenis kayu tembesu yang keras dan kuat.
Padahal dulu, ukiran Palembang hanya terbatas pada lemari yang fungsinya untuk menaruh kain songket. Bahan yang dipergunakan umumnya kayu berkualitas tinggi, terutama tembesu dan sejenisnya.
Rumah Adat Sumatera Selatan
Pakaian Adat Sumatera Selatan
Makanan Khas
Pempek
Kerupuk Kemplang
Tekwan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar